Beranda | Artikel
Meneladani Cara Kerja Seorang Cleaning Service Bernama Cii (bagian 2)
Selasa, 1 April 2014

Di bagian pertama tulisan ini, saya sudah menyuguhkan sekelumit gambaran tentang siapa itu Ci’i dan tempat di mana beliau bekerja. Kali ini, saya akan mengajak Anda untuk melihat beliau ketika beraksi. Menyapu, mengepel, mengelap …. sebenarnya apa sih gunanya ini semua untuk para pengusaha muslim? Bersabarlah sobat, hikmahnya saya sediakan diakhir serial tulisan ini. Insyaallah. 

Bagaimana Ci’i Bekerja?

Bagi kita yang tidak pernah berprofesi sebagai cleaning service, deretan tugas tadi tampaknya sungguh menyebalkan dan membosankan. Ayo mengaku saja. Dugaan saya tidak salah bukan? Tapi bagi Ci’i, pekerjaan tadi adalah menu biasa yang harus ia hadapi setiap hari. Dengan kata lain, pekerjaan tadi seperti check list yang biasa dihadapi oleh seorang developer wordpress ketika diberi tugas untuk mengelola situs milik kliennya. Mulai dari instalasi sampai keamanannya. Ci’i tahu bagaimana menanganinya. With style tentunya…. 

Jadi pagi-pagi sekali, sebelum semua pegawai DPPKAD datang ke kantor, Ci’i sudah lebih dulu hadir. Ci’i bukanlah seorang PNS atau tenaga honorer, jadi beliau tidak dibebani kewajiban apel pagi yang biasanya baru dimulai pada pukul 07.45 WITA – waktu ini sama dengan pukul 06.45 WIB bagi Anda yang tinggal di Jakarta atau Yogya. Ketika masuk kantor, biasanya Ci’i langsung mengambil device khusus yang usianya dalam peradaban mungkin sudah mencapai ratusan atau bahkan ribuan tahun, sapu namanya. 

Sebagai seorang pegawai yang sering mengamatinya secara diam-diam ketika beliau bekerja, Ci’i tampaknya senang mengawali kerjanya dengan membersihkan bidang sekretariat dulu. Mungkin karena disinilah Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, dan Bidang kepegawaian DPPKAD mengambil tempat – lagipula, upah kerja Ci’i mungkin sekali datang dari sini. Sehabis membersihkan bidang yang paling dekat dengan tugasnya ini, Ci’i melanjutkan sapuan-sapuan sapunya ke dua bidang lainnya di lantai atas, yakni Bidang Akuntansi dan Aset.

Menjaga Amanah 

Petak demi petak beliau sapu sedemikian rupa sehingga hampir semua kotoran yang kasat mata hilang tak berbekas. Bila ada kotoran yang tidak hilang hanya dengan sapunya, Ci’i akan menggunakan cara lain, misalnya dengan kain lap atau pel yang sudah dicampur dengan cairan pembersih. Untuk kebersihan bagian atas meja-meja kerja para pegawai, Ci’i memegang prinsip sendiri. Menurut kaidah kerja Ci’i seperti yang pernah dituturkannya kepada saya, beliau selalu berusaha untuk tidak menyentuh atau memindahkan kertas, map, laporan, buku, perangkat elektronik atau benda sejenis yang tercecer di atas meja. Fokus aksinya di atas meja adalah asbak yang berisi abu rokok, puntung rokok, bungkus permen dan bungkus rokok, bekas kantong plastik/kresek gorengan yang berminyak (perhatian, di Gorontalo, pisang goreng dimakan dengan sambal lho), piring dan gelas kotor, atau benda-benda sejenisnya. 

Kaidah kerja ini pun sejatinya sangat relevan jika digunakan oleh beliau karena adakalanya benda-benda yang tidak ingin diusik oleh beliau seperti di atas ternyata statusnya “penting” atau bahkan “penting dan rahasia”. Jadi, tidak menyentuhnya akan membuat Ci’i lebih aman sekaligus nyaman dalam bekerja. Begitu pula dengan pegawai DPPKAD sendiri yang mungkin lupa telah meletakkan dokumen-dokumen tersebut dengan cara yang kurang arif.

Santai

Di saat mengerjakan tugasnya, Ci’i tampak kelihatan santai sekali. Ketika menyapu, tangannya tidak pernah bergetar gugup. Sewaktu mengepel, beliau tidak terlihat kaku. Bahkan di beberapa kesempatan, beliau terdengar seperti bersenandung sendiri. Perlu dicatat bahwa saya menggunakan kata terdengar karena Ci’i biasanya tidak bersenandung di hadapan para pegawai, beliau melakukannya di daerah-daerah tertentu seperti seputaran kamar mandi yang tidak ada meja kerja di sana. Mungkin Ci’i agak malu atau segan juga kalau harus bekerja sambil bernyanyi di hadapan kami. Mungkin saja. But that’s okay …

 


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/2758-meneladani-cara-kerja-1465.html